Pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK akan bersaing ketat di Pilpres 9
Juli mendatang. Tiga pekan sebelum Pilpres digelar, tingkat
elektabilitas keduanya hanya terpaut 7,4 persen.
"Pasangan Jokowi-JK menempati posisi teratas dengan mendapatkan dukungan publik sebesar 48,5 persen, sementara Prabowo-Hatta 41,1 persen," kata Direktur Eksekutif Poltracking Institute Hanta Yudha saat merilis hasil survei terbarunya di Hotel Morrissey, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat (Minggu, 15/6).
Namun secara umum, katanya, elektabilitas Prabowo-Hatta mengalami tren kenaikan, sementara Jokowi-JK sebaliknya. Sebelumnya, elektabilitas Prabowo hanya sebesar 27,9 persen, tapi saat ini melesat naik menjadi sekitar 41,1 persen. Sementara, elektabilitas Jokowi-JK merosot dari 54,9 persen menjadi 48,5 persen.
Menurut Hanta, pemenang Pilpres 2014 akan ditentukan oleh siapa tim kampanye yang paling tepat mempersepsikan capresnya yang paling bersih. Sebab katanya, dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam menentukan capres pilihannya sebagian besar pemilih mendasarkan diri pada pertimbangan apakah capres tersebut bersih atau tidak.
"Persepesi publik terhadap capres bersih dan jujur sebanyak 50,1 persen. Kemudian disusul peduli dan merakyat 22,6 persen, tegas dan berani 16,5 persen, berpengalaman 4,4 persen, pintar dan visioner 1,8 persen, berpenampilan menarik 0,2 persen dan sisanya 4,4 persen tidak menjawab," paparnya.
Survei bertema "Membaca Peta Dukungan dan Elektabilitas Capres-Cawapres 2014" dilakukan Poltracking Institute pada periode 26 Mei hingga 3 Juni 2014, atau setelah penetapan pasangan capres-cawapres hingga sehari sebelum masa kampanye dimulai.
Survei dilakukan secara serempak di 33 provinsi seluruh Indonesia. Sebanyak 2010 responden diwawancarai secara tatap muka, dengan menggunakan metode pengambilan multi-stage random sampling dan margin of error ± 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
"Pasangan Jokowi-JK menempati posisi teratas dengan mendapatkan dukungan publik sebesar 48,5 persen, sementara Prabowo-Hatta 41,1 persen," kata Direktur Eksekutif Poltracking Institute Hanta Yudha saat merilis hasil survei terbarunya di Hotel Morrissey, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat (Minggu, 15/6).
Namun secara umum, katanya, elektabilitas Prabowo-Hatta mengalami tren kenaikan, sementara Jokowi-JK sebaliknya. Sebelumnya, elektabilitas Prabowo hanya sebesar 27,9 persen, tapi saat ini melesat naik menjadi sekitar 41,1 persen. Sementara, elektabilitas Jokowi-JK merosot dari 54,9 persen menjadi 48,5 persen.
Menurut Hanta, pemenang Pilpres 2014 akan ditentukan oleh siapa tim kampanye yang paling tepat mempersepsikan capresnya yang paling bersih. Sebab katanya, dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam menentukan capres pilihannya sebagian besar pemilih mendasarkan diri pada pertimbangan apakah capres tersebut bersih atau tidak.
"Persepesi publik terhadap capres bersih dan jujur sebanyak 50,1 persen. Kemudian disusul peduli dan merakyat 22,6 persen, tegas dan berani 16,5 persen, berpengalaman 4,4 persen, pintar dan visioner 1,8 persen, berpenampilan menarik 0,2 persen dan sisanya 4,4 persen tidak menjawab," paparnya.
Survei bertema "Membaca Peta Dukungan dan Elektabilitas Capres-Cawapres 2014" dilakukan Poltracking Institute pada periode 26 Mei hingga 3 Juni 2014, atau setelah penetapan pasangan capres-cawapres hingga sehari sebelum masa kampanye dimulai.
Survei dilakukan secara serempak di 33 provinsi seluruh Indonesia. Sebanyak 2010 responden diwawancarai secara tatap muka, dengan menggunakan metode pengambilan multi-stage random sampling dan margin of error ± 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar